.

Cerpen Buat Tugas Sekolah: Mak, Aku Kepengen Kaya!

Sunday, 31 August 20140 11

Judul: Mak, Aku Kepengen Kaya!
Pengarang: Hery Mulyadi




Hy para pembaca sekalian, kali ini saya akan menshare kepada kalian semua, suatu cerita. Cerita ini adalah cerita yang saya (Hery Mulyadi) karang sendiri, yang juga merupakan cerita yang pernah saya bawa kesekolah, plus teman-teman saya banyak yang kagum (menurut saya) dengan cerita yang saya buat, dan salah satu cerita yang sulit ditebak akhirnya (menurut saya). Nah, saya memperbolehkan agan-agan semua untuk membawa cerita ini buat tugas sekolah. Satu hal lagi, sebenarnya ane sangat ingin membuat film dari cerita ini, tapi berhubung saya belum memiliki banyak kemampuan, maka ya sudahlah.... OK, kita mulai aja ceritanya ya,..... LETS ROCK


Mak, Aku Kepengen Kaya!
            Pada malam hari, Aku sering memikirkan tentang suatu uang yang bertumpuk bagaikan air di lautan.  Aku ingin bercita-cita menjadi kaya, walau dengan tingkat ekonomi keluargaku yang DROP.

            Entah kapan aku berpikir, bagaimana cara aku kaya. Mungkin dengan bekerja atau dengan menunggu tamatnya kuliahku. Namun bekerja sangatlah sulit di tempat aku tinggal, karena gajinya belum tentu sepadan dengan kelelahanku bekerja. Lain kata bila aku menunggu tamatnya kuliahku, entah jadi apa aku nanti, karena belum tentu aku terjamin langsung sukses. Bagiku dunia ini benar-benar tidak adil, setiap hari aku beribadah kepada tuhanku dan berdoa agar jadi kaya, tapi apa yang diberikan? Hanya angan-angan untuk menjadi kaya. Tapi lihat aja orang yang berbuat jahat, mereka kaya-kaya, hidup bahagia.

            Akhirnya, aku mendapatkan sebuah ide, yaitu mencuri dan menipu. Entah darimana aku mendapatkan ide itu. Namun, aku berpikir mencuri dan menipu  adalah suatu hal yang cepat untuk menambah kekayaan. Contohnya Si A yang memiliki ratusan miliar uang karena korupsi, ataupun Si B yang memiliki mobil mewah karena bergelut di bisnis permlingannya. Itu mungkin suatu pilihan yang buruk, karena itu bisnis haram. Namun, apa boleh dikata , itulah pilihanku, jalan hidupku. Lagipula aku anak semata wayang. Oh, ya sebut saja namaku Tono.

            Pada suatu pagi, Tono meminta uang kepada Ibunya untuk menabung.

            ‘’Maaaak, aku minta uang seppuluh ribu aja, apa boleh mak?’’. Kata Tono

            ‘’Oalah Tonoo..... kita ini kan orang miskin, untuk uang lima ribu aja kita nggak nyanggup, apalagi sepuluh ribu, nakkkk’’. Balas Ibu Tono.

            ‘’MAK, aku mau menabung. Setelah sampai seratus ribu, aku mau buat modal....’’ Kata Tono.

            ‘’Menabung opone sepuluh ribu! Menabung itu seribu-seribu nak. Bukannya sepuluh ribu, sana! Bantu Ayahmu kerja’’. Kata Ibu Tono.

            ‘’Ahhhhh, kita miskin, miskin, miskinnnnnnnn...... Aku keluar’’. Kata Tono sambil menarik pintu.

            ‘’Nakk, nak,.... ‘’. Kata Ibu Tono.

            ‘’Iya, nanti aku pulang!’’. Kata Tono dengan marah.

            Tono pergi mengelilingi sekeliling desanya, dengan rasa marah ia berpikir-pikir cara menemukan uang dengan cepat. Sepanjang jalan desa ia melihat rumah-rumah yang ada. Dalam pkirannya, bagaimana ia bisa kaya sedangkan para tetangganya saja, rata-rata orang miskin dan kebanyakan berprofesi petani. Jika berdagang tak kan laku karena warga sekitar sudah memiliki keperluan yang memang sudah ada, mau cari lauk pauk tinggal potong ayam, mau cari beras udah ada. Bagi Tono jika melamar pekerjaan juga tak akan dapat karena rata-rata penduduk berprofesi petani yang tidak mampu membayar anak buah.

            Setelah sekian lama Tono berkeliling desa, akhirnya Ia lelah dan kembali ke rumah.

‘’Tono, kamu darimana aja? Daritadi bapak cariin’’. Kata Ayah Tono
.
‘’............’’. Tak ada jawaban dari Tono

‘’Tono! Kamu kok diam, ayo! cepat bantu bapak kerja di sawah, Ibu juga sudah bersiap-siap’’. Kata Ayah Tono sambil mengambil cangkul di rumahnya.

            Tono akhirnya pergi menuju sawah dengan Ayah dan Ibunya sambil membawa cangkul. Di sepanjang jalan ia melihat banyak mobil pengangkut sayur yang sedang lewat karena kebetulan jalan ke arah sawah milik keluarganya melewati jalan besar yang sering dilewati banyak kendaraan pengangkut sayuran. Dalam pikirannya, ia tidak akan mungkin bisa kaya jika hanya tinggal dipedesaan. Paling ada ia hanya disuruh-suruh oleh Ayah dan Ibunya untuk bekerja di sawah.

            Sudah setengah perjalanan Tono dan keluarganya pergi menuju sawahnya, Tono merasa lelah, karena cangkulnya terasa lebih berat dari cangkul yang ia biasanya bawa . Ia juga merasa sangat iri dengan banyaknya mobil yang mondar-mandir sepanjang jalan. Kemudian, Ia mengubah pandangannya ke arah sebuah mobil truk kecil yang melaju, sedang mengangkut sayur. Dalam pikiran Tono, mobil itu akan mengarah ke kota. Dengan sigap, Tono langsung mencampakkan cangkul yang Ia bawa dan dengan cepat ia melompat ke arah mobil itu dengan sigap. Dan, tepat di bagian belakang mobil ia melompat. Namun, sekuat itu Tono melompat, sopir mobil yang mengangkut itu tidak mengetahui keberadaan Tono yang ada di bagian belakang mobil.

            Ibu Tono yang melihat Tono melompat langsung mengejar mobil yang sedang melaju tersebut. Namun, Ibu Tono tetap tidak bisa mengejar dan menghentikan mobil itu. Walaupun Ia mengejar, mobil itu tak akan mungkin berhenti karena mobil tersebut melaju sangat kencang. Akhirnya, Ibu Tono hanya dapat menangis melihat anaknya pergi. Ayah Tono yang juga melihat kejadian tersebut hanya dapat pasrah akan kejadian tak terduga tersebut.

            Tono yang berada di mobil pengangkut barang itu bukannya bersedih, malah kesenangan. Ia senang karena mobil yang Ia naiki menuju ke arah kota. Dalam pikirannya, ia akan menjadi orang kaya jika ia hidup di kota, dan apabila Ia telah pulang kembali kampung halamannya, Ia akan disegani oleh para penduduk karena Ia telah menjadi orang kaya.

            Tono telah sampai di kota setelah 7 jam perjalanan. Terlihat banyak gedung dan perumahan mewah di kota. Mobil yang Tono naiki pun sepertinya akan berhenti. Dengan cepat, Tono langsung melompat dari mobil yang ia naiki. Sesampainya di kota, Tono bagaikan telah menghirup aroma kebebebasan, bagaikan seorang teroris yang telah dibebaskan dari penjara. Tono langsung mencari pekerjaan di sekitar kota untuk mendapatkan uang.

            Sudah berjam-jam Ia mencari pekerjaan di sekitar kota. Namun, belum juga Ia mendapatkan satupun pekerjaan yang layak buatnya. Tempat demi tempat Tono lewati dengan menawarkan pekerjaan, tapi Tono permintaan Tono selalu ditolak. Ada satu tempat yang memperbolehkan Tono untuk kerja ditempatnya, tapi gajinya sangat sedikit dan hanya beda tipis dengan yang Tono dapatkan saat Ia masih di kampung, lalu Tono menolak karena gajinya terlalu sedikit.

            Tono memutuskan untuk mencuri di Stasiun Kereta Api. Karena Ia sering dengar bahwa tempat yang baik untuk mencuri adalah di Stasiun. Iapun bertanya-tanya pada warga sekitar di mana Stasiun yang Ia tuju berada. Setelah mengetahui lokasi Stasiun akhirnya Iapun pergi ke tempat tujuan.

            Tono telah sampai di Stasiun Kereta Api. Tono langsung melakukan tugas yang Ia inginkan, ia mencoba untuk mencopet, Dimulai dengan seorang Ibu-ibu yang sedang menjinjing tas yang terlihat seperti tas mewah. Tono langsung menuju ke arah Ibu-ibu tersebut dan lagsung dengan cepat menarik tas jinjing yang Ibu itu bawa, lalu Tono berlari ke tempat sepi untuk menghitung uang yang ada di dalam tas, dan terlihat uang yang ada di dalam tas hanya Rp. 10.000.

            Sore telah tiba, terlihat matahari sudah mulai menyembunyikan keterangannya, hanya dengan uang sepuluh ribu yang Tono dapatkan. Tono langsung mencari tempat tinggal di sekitar perkotaan. Ia mencari tempat tinggal, namun tetap juga tidak ketemu. Akhirnya, Tono memutuskan untuk tinggal di sebuah gang kecil yang ada di kota.

            Belum lagi tempat tinggal, Tono juga merasa kelaparan. Ia lalu mencari warung tempat menjual makanan. Namun, karena hari telah larut malam, semua warung telah tutup. Tonopun tidur dalam keadaan kelaparan.

            Hari pagi telah tiba, Tono segera mencari warung makan. Ia lalu makan di suatu warung, Tono makan dengan sangat banyak tanpa memikirkan berapa uang yang harus Ia bayar nanti. Setelah makan, Bayaran Tono ditagih oleh penjual makanan tempat Ia makan. Ternyata tagihan makanan Tono sangat mahal, tidak seperti di desa tempat Ia tinggal. Karena terlalu mahal, Tono langsung lari dari warung makan tersebut dengan tidak membayar.

            ‘’Maling, maling......’’. Kata penjual makanan sambil mengejar Tono.

Banyak orang yang melihat kejadian itu. Kemudian Tono dikejar-kejar oleh warga sekitar.

            Tono merasa sakit perut saat berlari karena makanan yang Ia makan waktu itu terlalu banyak. Tonopun langsung menyerah dan Iapun langsung di pukuli banyak warga hingga babak belur. Berbagai pukulan dan cercaan Tono dapatkan saat Ia dipukuli, Tono merasa dendam terhadap para orang yang memukulinya. Isi hatinya sangat sakit bagaikan orang yang tak berguna. Setelah pengeroyokan terhadap dirinya, sifat Tono langsung berubah drastis. Tono berubah menjadi orang yang benar-benat jahat dan kejam. Kemudian, Tono memutuskan untuk menjadi seorang perampok. Iapun lalu memutuskan untuk mengajak para pengamen dan pengemis di kota untuk menjadi anggota mafia buatannya.

            Setelah beberapa bulan membuat anggota mafia, anggota mafia yang Ia dirikan ternyata sangat sukses, hanya dengan satu hari anggotanya bisa mendapatkan keuntungan hingga berjuta-juta rupiah. Tono bagaikan raja yang di agungkan oleh para anak buahnya karena anak buah yang Ia rekrut rata-rata adalah orang-orang lemah yang hampir tidak dapat berbuat apa-apa.

            Telah 6 tahun anggota mafia yang Ia dirikan, hidup Tono semakin makmur. Namun, sifat Tono semakin kejam dan keji. Ia menjadi bos mafia terkenal di kota tempat Ia tinggal. Tono juga telah memiliki banyak rumah dan mobil mewah.

            Di lain sisi, Ibu Tono dan Ayah Tono yang telah rindu kepada Tono lalu memutuskan untuk pergi ke kota untuk mencati Tono. Hanya dengan uang sedikit, namun Ayah dan Ibu Tono tetap ingin untuk pergi melihat anak semata wayangnya yang telah lama tidak mereka lihat. Merekapun kemudian pergi ke kota dengan menumpang mobil pengangkut barang yang kebetulan akan menuju ke kota.

            Sesampainya di Kota, Ayah dan Ibu Tono langsung mencari-cari Tono di sekitar kota. Namun, berhari-hari telah mencari tetap juga mereka belum menemukan Tono di sekitar kota. Setelah sekian lama, akhirnya Ayah Tono menyerah untuk mencari Tono karena kelelahan.

‘’Untuk apa kamu cari Tono, dia kan anak durhaka! Pikir dong kamu jadi Ibu, jangan taunya Cuma sayang-sayang anak!’’. Bentak Ayah Tono.
‘’Yah, bisa jadi anak kita sudah jadi terkenal di kota ini, dan mungkin Tono ingin pulang kampung tapi nggak sempat karena kesibukannya’’. Kata Ibu Tono
‘’Aaaaahhhhhh...... Tono itu anak durhaka, kamu tahu nggak! Waktu itu aja dia pergi ke kota kan nggak pamit-pamit segala. Apa itu nggak durhaka,,,.... hah?’’. Kata Ayah Tono dengan suara keras.
‘’Yah,, jangan berprasangka buruk dengan anak kita bisa jadi,....’’. Kata Ibu Tono namun langsung di potong.
‘’Pokoknya Ayah pulang,,.. Pulang, Pulanggg, kamu cari aja sendiri!’’. Kata Ayah Tono.
Lalu Ayah Tono pulang ke rumah dan membiarkan Ibu Tono mencari Tono sendirian di kota.

            Ibu Tono akhirnya mencari Tono sendirian. Berhari-hari Ibu Tono mencari Tono di sekitar kota, akhirnya Ibu Tono mendapatkan alamat Tono dari seorang penjual keliling. Namun, penjual keliling itu mengatakan bahwa Tono adalah seorang penjahat terkenal. Namun, Ibu Tono tidak langsung percaya terhadap penjual keliling itu, karena bisa saja penjual itu berbohong kepadanya. Ibu Tono lalu pergi ke alamat yang diberikan oleh seorang penjual keliling tersebut.

            Sesampainya di tempat yang ia tuju. Ibu Tono merasa agak aneh, karena alamat yang Ia tuju tepat pada sebuah rumah yang megah dan besar serta memiliki penjaga rumah yang terlihat kuat dan garang. Kemudian, Ibu Tono langsung masuk ke halaman rumah itu. Namun, Ibu Tono langsung disuruh pergi karena tidak memiliki izin untuk masuk ke rumah itu. Sepertinya yang menyuruh Ibu Tono pergi adalah penjaga rumah itu. Ibu Tono lalu bertanya kepada penjaga rumah itu apakah benar ini rumah Tono anaknya. Dan di jawab oleh penjaga rumah itu bahwa benar ini rumah Tono. Ibu Tono lalu menjelaskan bahwa Tono adalah anaknya, lalu Ibu Tono diperbolehkan masuk oleh penjaga rumah itu.

            Ibu Tono segera melangkahkan kaki ke bagian pintu rumah Tono dan dengan perasaan senang membuka pintu rumahnya. Saat Ibu Tono masuk ke rumah Tono, terlihat banyak barang mewah di rumah Tono dan terlihat Tono sedang berbincang-bincang dengan banyak orang yang terlihat garang dengan senjata api berlaras panjang yang mereka pegang. Ibu Tono merasa agak takut karena bisa jadi mereka adalah penjahat. Namun, ikatan batin antara anak dan Ibu tidak dapat terlepaskan, Ibu Tono langsung datang dan memeluk Tono dengan perasaan gembira. Namun, orang-orang yang melihat Tono sedang berpelukan dengan Ibunya merasa bingung, mengapa seorang bos mafia yang telah masuk daftar buronan masih memiliki rasa kasih sayang terhadap orangtua. Padahal Tono adalah seorang yang kejam dan garang. Mereka lalu sedih terbawa suasana karena mereka yang ternyata anak buah Tono juga pernah berlaku durhaka terhadap orangtua sendiri.

            Beberapa detik kemudian, datanglah banyak polisi yang membawa senjata api berlaras panjang yang tiba-tiba mengacungkan senjata ke arah Tono. Lalu dengan cepat, para anak buah Tono langsung membunuh polisi-polisi yang sedang mengacungkan senjata ke arah Tono dengan senjata yang api yang mereka miliki. Kemudian, terjadi baku tembak antara polisi dan mafia. Baku tembak itu berlangsung sangat lama dan memakan banyak nyawa antara mafia dan polisi. Akhirnya sebagian besar mafia disana termasuk Tono langsung dibekuk karena kehabisan peluru, lalu mereka di bawa ke kantor polisi.

            Sesampainya di kantor polisi, Tono ditanyai beberapa pertanyaan atas banyaknya pembunuhan sadis yang kelompoknya lakukan. Berdasarkan keputusan hukum, Tono akan di hukum mati setelah Tono dipenjara selama 2 hari tanpa makanan. Dan anak buahnya yang lain hanya dikenakan hukuman penjara selama 25 tahun. Jadi, sekarang Tono telah menjadi tahanan di penjara dan akan di hukum mati.
            Ibu Tono lalu datang ke penjara tempat Tono ditahan untuk menjenguk Tono.

‘’Nak,..... ternyata kamu anak kurang ajar, mamak paling benci penjahat seperti kamu! Kita udah masuk TV dan direkam saat kejadian baku tembak  kemarin,  Setelah mamak pulang, mau di taruh di mana muka mamak,.... DIMANA! Kurang ajar kamu anak ya, kurang ajar!!!’’. Kata Ibu Tono dengan marah.
‘’Mak, Tono bisa jelasin,...’’. Kata Tono, tapi langsung dipotong.

‘’Jelasin apanya, Ibu menyesal lahirin kamu ke dunia, tau nggak!!!! keluarga kita telah tercoreng, kamu dengar ngaaakkkk,,!!!!’’. Kata Ibu Tono sambil menangis.

‘’Mak,.... Ini untuk keluarga kita, Agar kita menjadi orang kaya!, Tono kasihan dengan Ayah yang setiap hari ke sawah, kelelahan, pendapatannyapun benar-benar sedikit, Tono mau kaya! Habis kaya Tono mau bagi kekayaan Tono dengan keluarga, kalo bisa satu kampung Tono bagi,...’’. Balas Tono.
‘’Kaya apanya nak, itu uang haram! Kalo dimakan nggak berkah! kamu ini memang anak tak berguna dan kurang ajar!!!!’’. Kata Ibu Tono sambil keluar dari bagian penjara.

            Tono hanya dapat menyesal atas segala perbuatan jahat yang pernah Ia lakukan. Ia, hanya tinggal menunggu hari untuk di hukum mati. Setiap hari Tono berdoa kepada Allah SWT agar segala dosanya diampuni atas banyaknya korban yang Ia bunuh, Ia pula sangat menyesal karena telah menjadi ketua mafia yang sangat kejam.

            Detik-detik hukuman mati Tono telah tiba, Tono dihukum mati dengan cara ditembak bertubi-tubi, anak buahnya diperbolehkan untuk melihat proses hukuman mati. Saat para anak buahnya melihat Tono dihukum mati, mereka hanya dapat tercengang dan dengan tengang melihat bosnya dibunuh.

Di lain sisi, Ibu Tono pulang ke rumah dan kembali menjalankan kehidupan seperti biasa bersama Ayah Tono, walau dengan perasaan menyesal karena telah melahirkan Tono.

            25 tahun kemudian, para anak buah Tono telah dibebaskan dari penjara. Akhirnya mereka sadar atas semua perbuatan jahat yang pernah mereka lakukan dulu. Sekarang, mereka telah menjalani kehidupan baru yang indah tanpa menjalani bisnis perampokan dengan Tono yang telah meninggal.



Nah, itulah cerita yang saya buat. Mungkin ceritanya agak aneh bagi anda atau cara penulisannya ada yang salah, ya wajar saja waktu itu saya masih kelas 3 SMP. Jika ada text yang menurut anda missing, tolong tulis di kolom komentar agar bisa saya perbaiki. Sukai halaman Gayo Pribumers, dan lebih dekat dengan saya.

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog Anak Aceh-Gayo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger