Judul: Mak, Aku Kepengen Kaya!
Pengarang: Hery Mulyadi
Hy para pembaca sekalian, kali ini saya akan menshare kepada kalian semua, suatu cerita. Cerita ini adalah cerita yang saya (Hery Mulyadi) karang sendiri, yang juga merupakan cerita yang pernah saya bawa kesekolah, plus teman-teman saya banyak yang kagum (menurut saya) dengan cerita yang saya buat, dan salah satu cerita yang sulit ditebak akhirnya (menurut saya). Nah, saya memperbolehkan agan-agan semua untuk membawa cerita ini buat tugas sekolah. Satu hal lagi, sebenarnya ane sangat ingin membuat film dari cerita ini, tapi berhubung saya belum memiliki banyak kemampuan, maka ya sudahlah.... OK, kita mulai aja ceritanya ya,..... LETS ROCK
Mak, Aku Kepengen
Kaya!
Pada malam hari, Aku sering
memikirkan tentang suatu uang yang bertumpuk bagaikan air di lautan. Aku ingin bercita-cita menjadi kaya, walau
dengan tingkat ekonomi keluargaku yang DROP.
Entah kapan aku berpikir, bagaimana
cara aku kaya. Mungkin dengan bekerja atau dengan menunggu tamatnya kuliahku.
Namun bekerja sangatlah sulit di tempat aku tinggal, karena gajinya belum tentu
sepadan dengan kelelahanku bekerja. Lain kata bila aku menunggu tamatnya
kuliahku, entah jadi apa aku nanti, karena belum tentu aku terjamin langsung
sukses. Bagiku dunia ini benar-benar tidak adil, setiap hari aku beribadah
kepada tuhanku dan berdoa agar jadi kaya, tapi apa yang diberikan? Hanya
angan-angan untuk menjadi kaya. Tapi lihat aja orang yang berbuat jahat, mereka
kaya-kaya, hidup bahagia.
Akhirnya, aku mendapatkan sebuah
ide, yaitu mencuri dan menipu. Entah darimana aku mendapatkan ide itu. Namun,
aku berpikir mencuri dan menipu adalah
suatu hal yang cepat untuk menambah kekayaan. Contohnya Si A yang memiliki
ratusan miliar uang karena korupsi, ataupun Si B yang memiliki mobil mewah
karena bergelut di bisnis permlingannya. Itu mungkin suatu pilihan yang buruk,
karena itu bisnis haram. Namun, apa boleh dikata , itulah pilihanku, jalan
hidupku. Lagipula aku anak semata wayang. Oh, ya sebut saja namaku Tono.
Pada suatu pagi, Tono meminta uang
kepada Ibunya untuk menabung.
‘’Maaaak, aku minta uang seppuluh
ribu aja, apa boleh mak?’’. Kata Tono
‘’Oalah Tonoo..... kita ini kan
orang miskin, untuk uang lima ribu aja kita nggak nyanggup, apalagi sepuluh
ribu, nakkkk’’. Balas Ibu Tono.
‘’MAK, aku mau menabung. Setelah
sampai seratus ribu, aku mau buat modal....’’ Kata Tono.
‘’Menabung opone sepuluh ribu!
Menabung itu seribu-seribu nak. Bukannya sepuluh ribu, sana! Bantu Ayahmu
kerja’’. Kata Ibu Tono.
‘’Ahhhhh, kita miskin, miskin,
miskinnnnnnnn...... Aku keluar’’. Kata Tono sambil menarik pintu.
‘’Nakk, nak,.... ‘’. Kata Ibu Tono.
‘’Iya, nanti aku pulang!’’. Kata
Tono dengan marah.
Tono pergi mengelilingi sekeliling desanya,
dengan rasa marah ia berpikir-pikir cara menemukan uang dengan cepat. Sepanjang
jalan desa ia melihat rumah-rumah yang ada. Dalam pkirannya, bagaimana ia bisa
kaya sedangkan para tetangganya saja, rata-rata orang miskin dan kebanyakan
berprofesi petani. Jika berdagang tak kan laku karena warga sekitar sudah
memiliki keperluan yang memang sudah ada, mau cari lauk pauk tinggal potong
ayam, mau cari beras udah ada. Bagi Tono jika melamar pekerjaan juga tak akan
dapat karena rata-rata penduduk berprofesi petani yang tidak mampu membayar
anak buah.
Setelah sekian lama Tono berkeliling
desa, akhirnya Ia lelah dan kembali ke rumah.
‘’Tono,
kamu darimana aja? Daritadi bapak cariin’’. Kata Ayah Tono
.
‘’............’’.
Tak ada jawaban dari Tono
‘’Tono!
Kamu kok diam, ayo! cepat bantu bapak kerja di sawah, Ibu juga sudah
bersiap-siap’’. Kata Ayah Tono sambil mengambil cangkul di rumahnya.
Tono akhirnya pergi menuju sawah
dengan Ayah dan Ibunya sambil membawa cangkul. Di sepanjang jalan ia melihat
banyak mobil pengangkut sayur yang sedang lewat karena kebetulan jalan ke arah
sawah milik keluarganya melewati jalan besar yang sering dilewati banyak
kendaraan pengangkut sayuran. Dalam pikirannya, ia tidak akan mungkin bisa kaya
jika hanya tinggal dipedesaan. Paling ada ia hanya disuruh-suruh oleh Ayah dan
Ibunya untuk bekerja di sawah.
Sudah setengah perjalanan Tono dan
keluarganya pergi menuju sawahnya, Tono merasa lelah, karena cangkulnya terasa
lebih berat dari cangkul yang ia biasanya bawa . Ia juga merasa sangat iri
dengan banyaknya mobil yang mondar-mandir sepanjang jalan. Kemudian, Ia
mengubah pandangannya ke arah sebuah mobil truk kecil yang melaju, sedang
mengangkut sayur. Dalam pikiran Tono, mobil itu akan mengarah ke kota. Dengan
sigap, Tono langsung mencampakkan cangkul yang Ia bawa dan dengan cepat ia
melompat ke arah mobil itu dengan sigap. Dan, tepat di bagian belakang mobil ia
melompat. Namun, sekuat itu Tono melompat, sopir mobil yang mengangkut itu
tidak mengetahui keberadaan Tono yang ada di bagian belakang mobil.
Ibu Tono yang melihat Tono melompat
langsung mengejar mobil yang sedang melaju tersebut. Namun, Ibu Tono tetap
tidak bisa mengejar dan menghentikan mobil itu. Walaupun Ia mengejar, mobil itu
tak akan mungkin berhenti karena mobil tersebut melaju sangat kencang.
Akhirnya, Ibu Tono hanya dapat menangis melihat anaknya pergi. Ayah Tono yang
juga melihat kejadian tersebut hanya dapat pasrah akan kejadian tak terduga
tersebut.
Tono yang berada di mobil pengangkut
barang itu bukannya bersedih, malah kesenangan. Ia senang karena mobil yang Ia
naiki menuju ke arah kota. Dalam pikirannya, ia akan menjadi orang kaya jika ia
hidup di kota, dan apabila Ia telah pulang kembali kampung halamannya, Ia akan
disegani oleh para penduduk karena Ia telah menjadi orang kaya.
Tono telah sampai di kota setelah 7
jam perjalanan. Terlihat banyak gedung dan perumahan mewah di kota. Mobil yang
Tono naiki pun sepertinya akan berhenti. Dengan cepat, Tono langsung melompat
dari mobil yang ia naiki. Sesampainya di kota, Tono bagaikan telah menghirup
aroma kebebebasan, bagaikan seorang teroris yang telah dibebaskan dari penjara.
Tono langsung mencari pekerjaan di sekitar kota untuk mendapatkan uang.
Sudah berjam-jam Ia mencari
pekerjaan di sekitar kota. Namun, belum juga Ia mendapatkan satupun pekerjaan
yang layak buatnya. Tempat demi tempat Tono lewati dengan menawarkan pekerjaan,
tapi Tono permintaan Tono selalu ditolak. Ada satu tempat yang memperbolehkan
Tono untuk kerja ditempatnya, tapi gajinya sangat sedikit dan hanya beda tipis
dengan yang Tono dapatkan saat Ia masih di kampung, lalu Tono menolak karena
gajinya terlalu sedikit.
Tono memutuskan untuk mencuri di
Stasiun Kereta Api. Karena Ia sering dengar bahwa tempat yang baik untuk
mencuri adalah di Stasiun. Iapun bertanya-tanya pada warga sekitar di mana
Stasiun yang Ia tuju berada. Setelah mengetahui lokasi Stasiun akhirnya Iapun
pergi ke tempat tujuan.
Tono telah sampai di Stasiun Kereta
Api. Tono langsung melakukan tugas yang Ia inginkan, ia mencoba untuk mencopet,
Dimulai dengan seorang Ibu-ibu yang sedang menjinjing tas yang terlihat seperti
tas mewah. Tono langsung menuju ke arah Ibu-ibu tersebut dan lagsung dengan
cepat menarik tas jinjing yang Ibu itu bawa, lalu Tono berlari ke tempat sepi
untuk menghitung uang yang ada di dalam tas, dan terlihat uang yang ada di
dalam tas hanya Rp. 10.000.
Sore telah tiba, terlihat matahari
sudah mulai menyembunyikan keterangannya, hanya dengan uang sepuluh ribu yang
Tono dapatkan. Tono langsung mencari tempat tinggal di sekitar perkotaan. Ia
mencari tempat tinggal, namun tetap juga tidak ketemu. Akhirnya, Tono
memutuskan untuk tinggal di sebuah gang kecil yang ada di kota.
Belum lagi tempat tinggal, Tono juga
merasa kelaparan. Ia lalu mencari warung tempat menjual makanan. Namun, karena
hari telah larut malam, semua warung telah tutup. Tonopun tidur dalam keadaan
kelaparan.
Hari pagi telah tiba, Tono segera
mencari warung makan. Ia lalu makan di suatu warung, Tono makan dengan sangat
banyak tanpa memikirkan berapa uang yang harus Ia bayar nanti. Setelah makan,
Bayaran Tono ditagih oleh penjual makanan tempat Ia makan. Ternyata tagihan
makanan Tono sangat mahal, tidak seperti di desa tempat Ia tinggal. Karena
terlalu mahal, Tono langsung lari dari warung makan tersebut dengan tidak
membayar.
‘’Maling, maling......’’. Kata
penjual makanan sambil mengejar Tono.
Banyak
orang yang melihat kejadian itu. Kemudian Tono dikejar-kejar oleh warga sekitar.
Tono merasa sakit perut saat berlari
karena makanan yang Ia makan waktu itu terlalu banyak. Tonopun langsung
menyerah dan Iapun langsung di pukuli banyak warga hingga babak belur. Berbagai
pukulan dan cercaan Tono dapatkan saat Ia dipukuli, Tono merasa dendam terhadap
para orang yang memukulinya. Isi hatinya sangat sakit bagaikan orang yang tak
berguna. Setelah pengeroyokan terhadap dirinya, sifat Tono langsung berubah
drastis. Tono berubah menjadi orang yang benar-benat jahat dan kejam. Kemudian,
Tono memutuskan untuk menjadi seorang perampok. Iapun lalu memutuskan untuk
mengajak para pengamen dan pengemis di kota untuk menjadi anggota mafia
buatannya.
Setelah beberapa bulan membuat
anggota mafia, anggota mafia yang Ia dirikan ternyata sangat sukses, hanya
dengan satu hari anggotanya bisa mendapatkan keuntungan hingga berjuta-juta
rupiah. Tono bagaikan raja yang di agungkan oleh para anak buahnya karena anak
buah yang Ia rekrut rata-rata adalah orang-orang lemah yang hampir tidak dapat
berbuat apa-apa.
Telah 6 tahun anggota mafia yang Ia
dirikan, hidup Tono semakin makmur. Namun, sifat Tono semakin kejam dan keji.
Ia menjadi bos mafia terkenal di kota tempat Ia tinggal. Tono juga telah
memiliki banyak rumah dan mobil mewah.
Di lain sisi, Ibu Tono dan Ayah Tono
yang telah rindu kepada Tono lalu memutuskan untuk pergi ke kota untuk mencati
Tono. Hanya dengan uang sedikit, namun Ayah dan Ibu Tono tetap ingin untuk
pergi melihat anak semata wayangnya yang telah lama tidak mereka lihat.
Merekapun kemudian pergi ke kota dengan menumpang mobil pengangkut barang yang
kebetulan akan menuju ke kota.
Sesampainya di Kota, Ayah dan Ibu
Tono langsung mencari-cari Tono di sekitar kota. Namun, berhari-hari telah
mencari tetap juga mereka belum menemukan Tono di sekitar kota. Setelah sekian
lama, akhirnya Ayah Tono menyerah untuk mencari Tono karena kelelahan.
‘’Untuk
apa kamu cari Tono, dia kan anak durhaka! Pikir dong kamu jadi Ibu, jangan
taunya Cuma sayang-sayang anak!’’. Bentak Ayah Tono.
‘’Yah,
bisa jadi anak kita sudah jadi terkenal di kota ini, dan mungkin Tono ingin
pulang kampung tapi nggak sempat karena kesibukannya’’. Kata Ibu Tono
‘’Aaaaahhhhhh......
Tono itu anak durhaka, kamu tahu nggak! Waktu itu aja dia pergi ke kota kan
nggak pamit-pamit segala. Apa itu nggak durhaka,,,.... hah?’’. Kata Ayah Tono
dengan suara keras.
‘’Yah,,
jangan berprasangka buruk dengan anak kita bisa jadi,....’’. Kata Ibu Tono
namun langsung di potong.
‘’Pokoknya
Ayah pulang,,.. Pulang, Pulanggg, kamu cari aja sendiri!’’. Kata Ayah Tono.
Lalu
Ayah Tono pulang ke rumah dan membiarkan Ibu Tono mencari Tono sendirian di
kota.
Ibu Tono akhirnya mencari Tono
sendirian. Berhari-hari Ibu Tono mencari Tono di sekitar kota, akhirnya Ibu
Tono mendapatkan alamat Tono dari seorang penjual keliling. Namun, penjual
keliling itu mengatakan bahwa Tono adalah seorang penjahat terkenal. Namun, Ibu
Tono tidak langsung percaya terhadap penjual keliling itu, karena bisa saja
penjual itu berbohong kepadanya. Ibu Tono lalu pergi ke alamat yang diberikan
oleh seorang penjual keliling tersebut.
Sesampainya di tempat yang ia tuju.
Ibu Tono merasa agak aneh, karena alamat yang Ia tuju tepat pada sebuah rumah
yang megah dan besar serta memiliki penjaga rumah yang terlihat kuat dan garang.
Kemudian, Ibu Tono langsung masuk ke halaman rumah itu. Namun, Ibu Tono
langsung disuruh pergi karena tidak memiliki izin untuk masuk ke rumah itu.
Sepertinya yang menyuruh Ibu Tono pergi adalah penjaga rumah itu. Ibu Tono lalu
bertanya kepada penjaga rumah itu apakah benar ini rumah Tono anaknya. Dan di jawab
oleh penjaga rumah itu bahwa benar ini rumah Tono. Ibu Tono lalu menjelaskan
bahwa Tono adalah anaknya, lalu Ibu Tono diperbolehkan masuk oleh penjaga rumah
itu.
Ibu Tono segera melangkahkan kaki ke
bagian pintu rumah Tono dan dengan perasaan senang membuka pintu rumahnya. Saat
Ibu Tono masuk ke rumah Tono, terlihat banyak barang mewah di rumah Tono dan
terlihat Tono sedang berbincang-bincang dengan banyak orang yang terlihat
garang dengan senjata api berlaras panjang yang mereka pegang. Ibu Tono merasa
agak takut karena bisa jadi mereka adalah penjahat. Namun, ikatan batin antara
anak dan Ibu tidak dapat terlepaskan, Ibu Tono langsung datang dan memeluk Tono
dengan perasaan gembira. Namun, orang-orang yang melihat Tono sedang berpelukan
dengan Ibunya merasa bingung, mengapa seorang bos mafia yang telah masuk daftar
buronan masih memiliki rasa kasih sayang terhadap orangtua. Padahal Tono adalah
seorang yang kejam dan garang. Mereka lalu sedih terbawa suasana karena mereka
yang ternyata anak buah Tono juga pernah berlaku durhaka terhadap orangtua
sendiri.
Beberapa detik kemudian, datanglah
banyak polisi yang membawa senjata api berlaras panjang yang tiba-tiba
mengacungkan senjata ke arah Tono. Lalu dengan cepat, para anak buah Tono
langsung membunuh polisi-polisi yang sedang mengacungkan senjata ke arah Tono
dengan senjata yang api yang mereka miliki. Kemudian, terjadi baku tembak
antara polisi dan mafia. Baku tembak itu berlangsung sangat lama dan memakan
banyak nyawa antara mafia dan polisi. Akhirnya sebagian besar mafia disana
termasuk Tono langsung dibekuk karena kehabisan peluru, lalu mereka di bawa ke
kantor polisi.
Sesampainya di kantor polisi, Tono
ditanyai beberapa pertanyaan atas banyaknya pembunuhan sadis yang kelompoknya
lakukan. Berdasarkan keputusan hukum, Tono akan di hukum mati setelah Tono
dipenjara selama 2 hari tanpa makanan. Dan anak buahnya yang lain hanya
dikenakan hukuman penjara selama 25 tahun. Jadi, sekarang Tono telah menjadi
tahanan di penjara dan akan di hukum mati.
Ibu Tono lalu datang ke penjara
tempat Tono ditahan untuk menjenguk Tono.
‘’Nak,.....
ternyata kamu anak kurang ajar, mamak paling benci penjahat seperti kamu! Kita
udah masuk TV dan direkam saat kejadian baku tembak kemarin,
Setelah mamak pulang, mau di taruh di mana muka mamak,.... DIMANA!
Kurang ajar kamu anak ya, kurang ajar!!!’’. Kata Ibu Tono dengan marah.
‘’Mak,
Tono bisa jelasin,...’’. Kata Tono, tapi langsung dipotong.
‘’Jelasin
apanya, Ibu menyesal lahirin kamu ke dunia, tau nggak!!!! keluarga kita telah
tercoreng, kamu dengar ngaaakkkk,,!!!!’’. Kata Ibu Tono sambil menangis.
‘’Mak,....
Ini untuk keluarga kita, Agar kita menjadi orang kaya!, Tono kasihan dengan
Ayah yang setiap hari ke sawah, kelelahan, pendapatannyapun benar-benar
sedikit, Tono mau kaya! Habis kaya Tono mau bagi kekayaan Tono dengan keluarga,
kalo bisa satu kampung Tono bagi,...’’. Balas Tono.
‘’Kaya
apanya nak, itu uang haram! Kalo dimakan nggak berkah! kamu ini memang anak tak
berguna dan kurang ajar!!!!’’. Kata Ibu Tono sambil keluar dari bagian penjara.
Tono hanya dapat menyesal atas
segala perbuatan jahat yang pernah Ia lakukan. Ia, hanya tinggal menunggu hari
untuk di hukum mati. Setiap hari Tono berdoa kepada Allah SWT agar segala
dosanya diampuni atas banyaknya korban yang Ia bunuh, Ia pula sangat menyesal
karena telah menjadi ketua mafia yang sangat kejam.
Detik-detik hukuman mati Tono telah
tiba, Tono dihukum mati dengan cara ditembak bertubi-tubi, anak buahnya
diperbolehkan untuk melihat proses hukuman mati. Saat para anak buahnya melihat
Tono dihukum mati, mereka hanya dapat tercengang dan dengan tengang melihat bosnya
dibunuh.
Di
lain sisi, Ibu Tono pulang ke rumah dan kembali menjalankan kehidupan seperti
biasa bersama Ayah Tono, walau dengan perasaan menyesal karena telah melahirkan
Tono.
25 tahun kemudian, para anak buah
Tono telah dibebaskan dari penjara. Akhirnya mereka sadar atas semua perbuatan
jahat yang pernah mereka lakukan dulu. Sekarang, mereka telah menjalani
kehidupan baru yang indah tanpa menjalani bisnis perampokan dengan Tono yang
telah meninggal.
Nah, itulah cerita yang saya buat. Mungkin ceritanya agak aneh bagi anda atau cara penulisannya ada yang salah, ya wajar saja waktu itu saya masih kelas 3 SMP. Jika ada text yang menurut anda missing, tolong tulis di kolom komentar agar bisa saya perbaiki. Sukai halaman Gayo Pribumers, dan lebih dekat dengan saya.
Post a Comment